1. Laporan Ilmiah
Laporan
Ilmiah ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau
gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan
dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan
suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang
diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan
ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah
sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam
kesempatan tertentu.
Laporan
Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu
dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993). Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah
adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh
data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan
metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
A. Macam – Macam Laporan Ilmiah
Untuk
mengemukakan tentang macam laporan ilmiah, penjelasan Mukayat D. Brotowidjoyo sangatlah berarti. Mukayat
melihat bahwa informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat
bermacam-macam. Kemungkinan isinya menyangkut pekerjaan yang sedang
berlangsung atau yang sudah selesai atau menyangkut hasil uji atau
analisis suatu varietas benda, sajian hasil penelitian atau penyidikan.
Menurutnya, sulit untuk melakukan klasifi kasi mengingat bahwa berbagai
laporan sangat variatif dan sifat-sifatnya tidak menentu. Walaupun demikian
menurut Mukayat beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan
tersebut
.
1. Laporan Periodis
1. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap
periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status
organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan
atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero
kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
2. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti
pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda
(biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau
sumber alam.
4. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna
pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak
daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan
efisiensinya.
5. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk
memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan
diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan
sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun
pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi
penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan melihat penggolongan laporan
ilmiah tersebut, suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan
ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin berbeda-beda menurut
setiap bidang ilmu. Walaupun sangat beragam dan variatif, macam laporan
ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut.
1. Laporan kemajuan, yaitu
laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah
yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana
rencana antisipasinya.
2. Laporan akhir; laporan ini
dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh
antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan
laporan akhir.
3. Laporan berkala; disusun
untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam
suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran
dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
4. Laporan hasil uji; laporan
ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi
ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan
tertentu.
Mengenai macam laporan ilmiah berupa
laporan penelitian, penulis berpendapat bahwa dalam setiap laporan yang
disertakan karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui suatu penelitian,
karena terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan proses penelitian
yang dimaksud adalah karena aspek ketelitian, kecermatan, merupakan hal
yang penting dalam setiap laporan ilmiah. Penelitian dapat dilakukan baik
melalui studi kepustakaan maupun menyertakan data empiris.
Macam Laporan
Menurut Mukayat Brotowidjojo
Menurut Mukayat Brotowidjojo
- Laporan Periodis
- Laporan Kemajuan
- Laporan Hasil Uji
- Laporan Rekomendasi
- Laporan Penelitian
dalam rumusan lain:
- Laporan Kemajuan
- Laporan Akhir
- Laporan Berkala
- Laporan Hasil Uji
B. Ciri – ciri
Laporan Ilmiah
Dari sudut
pandang tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, Mukayat
berpendapat bahwa laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam
aspek-aspek berikut. Berikut adalah Ciri-Ciri Laporan Ilmiah.
1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu.
Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu
diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli
terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada
pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan berbentuk pamflet
atau selebaran.
2. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah,
itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas: halaman judul,
surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering
juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan
nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam
surat-menyurat formal.
3. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama
untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, kesimpulan itu berupa
induksi berdasar atas bukti spesifi k. Jika dibuat suatu pujian atau
rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh.
Bila data laporan itu tak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya,
pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi
yang disajikan bersifat tentatif.
4. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari.
Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data
atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya.
Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada
ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan
ungkapan yang ceroboh.
5. Judul, subjudul, dan sub-sub judul, disusun dan diatur dengan
perencanaan yang mantik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, mantik diartikan
dengan (1) cara berpikir yang hanya mendasarkan pikiran belaka; (2)
perkataan yang benar. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan
sebagai acuan.
Dari ciri-ciri laporan yang telah
disebutkan di atas, dapat ditarik suatu prinsip yang diterapkan pada ciri
suatu laporan ilmiah, yaitu (1) ditujukan kepada pembaca tertentu; (2)
sistematika laporan kadang disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah
atau pesanan (dalam suatu hibah kompetensi); (3) bahasanya formal, harus disesuaikan
dengan standar Bahasa Indonesia yang disempurnakan; (4) memerhatikan
kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan disiplin keilmuannya; (5) objektif.
Ciri-Ciri Laporan Ilmiah
menurut Mukayat Brotowidjojo
menurut Mukayat Brotowidjojo
- pembacanya tertentu;
- berupa laporan panjang;
- sangat objektif;
- bahasa dan nada formal;
- perencanaan mantik.
dalam rumusan lain:
- ditujukan kepada pembaca tertentu;
- sistematika laporan disesuaikan dengan pemberi perintah;
- bahasanya formal,
- memerhatikan kaidah-kaidah ilmiah;
- objektif.
C.
Persyaratan Pembuatan Laporan Ilmiah
Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan
bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama seperti bagi
penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai berikut.
- Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
- Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
- Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
- Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
- Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
- Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
Hal
yang perlu dicatat menurut Mukayat sebagai prinsip utama yang harus
dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja secara konstan
untuk menghemat tenaga dan mental pembacanya. Laporan ilmiah
disesuaikan dengan situasinya. Pelajari segala sesuatu terlebih dahulu
untuk persiapan penulisan laporan ilmiah.
2. Rancangan Usulan Penelitian
Guna Rancangan Usulan Penelitian
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan
penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk kepada satu hal
yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu hal-hal yang dituntut untuk
rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan dalam usulan penelitian untuk
disertasi selalu menunjuk kepada apa yang dituntut untuk suatu disertasi. Kalau
dilihat dari segi proses, rancangan usulan penelitian adalah langkah yang
paling awal dalam proses penyusunan disertasi.Oleh sebab itu usulan
penelitian adalah langkah berikutnya, dan disertasi adalah hasil
akhirnya.
Manfaat Rancangan Usulan Penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian,
yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat praktis.
a. Manfaat
Teoritis
Penelitian
yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian
verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut
tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian
terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa
menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
b. Manfaat Praktis
Pada sisi
lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun
lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan
pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat
dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain)
penelitian.
Suatu
penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi
dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.
Skripsi
b.
Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c. Karangan ilmiah
d. Tesis magister/disertasi doktor
e. Laporan proyek
Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji
dan dinilai dari 6 aspek :
Aktualitas
masalah
Masalah yang
diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan
banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus
nyata adanya
Relevansi
manfaat praktis
Jawaban masalah
yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta
menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap
dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
Metodologi
penelitian akurat
bObot mutu
akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi
rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya
juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
Orisinalitas
penelitian
Penelitian
disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah
dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang
tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka
penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda
tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
Sumbangan
terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian
yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya
merupakan kebulatan dan menyeluruh
Sistematika
penyusunan karya tulis
Ketajaman
logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini
mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila
materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi
setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan
maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif
rancangan usulan
penelitian adalah langkah yang
paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian
adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan
penelitian ini memberi gambaran
secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep
serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian;
cara penelitian dilakukan dan
hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan
usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai
melakukan penelitian secara
mandiri.
RANCANGAN
USULAN PENELITIAN Terdiri Dari 3 Bagian Pokok :
Rancangan usulan
penelitian
sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
Bagian Awal
1. Judul penelitian
yang direncanakan akan dilakukan.
Ditulis
dengan huruf kapital, judul harus “ekspressif”, singkat tetapi informatif,
yaitu menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti, dibawah judul
ditulis kalimat “rancangan usulan penelitian untuk……. (skripsi, tesis, laporan
dll)
2. Identitas
penyusun rancangan.
Diahului
dengan kata oleh lalu ditulis nama peneliti, atau identitas lainnya yang
dianggap penting
3. Tanggal
pengajuan rancangan
Didahului
dengan kalimat “ diajukan kepada ….., pada tanggal….
Bagian Utama
Bagian utama
meliputi :
Perumusan Masalah
Berisi tentang
penjelasan mengapa masalah yang dikemukan dalam judul dianggap menarik,
penting, dan perlu di teliti. Dalam perumusan masalah perlu bukti bahwa masalah
itu belum ada jawabannya atau pemecahannya(yang memuaskan) dalam perumusan
masalah juga dikemukakan konteks masalah itu dengan permasalahan lain. Unsur
pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai
berikut :
1. Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan
dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan
perlu diteliti.
2. Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada
jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
3. Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks
permasalahan yang lebih besar.
Tujuan dan kegunaan penelitian.
Secaa
eksklusif dan spesifik harus diseebutkan maksud dan tujuan penelitian, kegunaan
dan arti pentingnya hasil penelitian yang diharapkan.
Kerangka pemikiran teoritis.
Dalam bagian
ini dikemukakan tengtang garis-garis besar pemikiran teoritis sedemikian
sehingga jelas “pokok permasalahan”nya. Kerangka pemikiran yang logis itu
dapat pula disusun berdasarkan hasil observasi lapangan atau dari pertemuan
ilmiah
Hipotesis kerja
Tidak semua
penelitian memiliki hipotesis tetapi jika penelitian itu ada hipotesis, maka
hipotesis harus dirumuskan dengan tepat, singkat, jelas dalam kalimat berita
atau “kalimat deklaratif”
Metode penelitian.
Dalam metode
penelitian disebutkan beberapa maslah, yaitu :
1. Penentuan subjek penelitian, penentuan sampel yang
akan dugunakan, penentuan ‘ sampling design’ yang akan dipakai, dan
teknik pengambilan sampel.
2. Metode pengumpulan data, alat pengukuran, dan cara
pengukuran semuannya ditulis secara jelas.
3. Bahan yang akan dipakai (bahan kimia, obat-obatan dan
sebagainya) perlu disebutkan spesipikasinya dan pabrik yang mengeluarkan jika
ada, bila bahan berupa hewan disebutkan ras, jenisnya dan asalnya dan
sedemikian juga jika bahannya adalah tumbuhan.
4. Dalam bagian ini perlu disebutkan alat perlengkapan
untuk laboratoeium atau untuk lapangan yang aka dipakai.
5. Teknik atau model analisis (statistik) yang akan
dipakai dan perlu dijelaskan mengapa memakai metode statistik tersebut.
6. Jika perlu disertakan rancangan untuk menerima atau
menolak hipotesis dengan menggunakan hipotesis nihil.
Jadwal Penelitian.
Dalam
bagian ini perlu pertimbangan kelayakannya, jadwal penelitian perlu dibagi-bagi
berdasarkan tahap-tahap penelitian (hari, minggu, dan bulan) Jadwal penelitian dibuat secara cermat,
dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tahap-tahap penelitian
yang akan dilakukan.
2. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing
tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
3. Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
Bagian Akhir
Daftar pustaka
Penulisan
daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam
penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi
informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang
disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka
adalah seperti disebutkan dibawah ini :
Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Untuk jurnal :
3. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang
lazim.
4. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. editor
5. jilid ke-
6. nama penerbit
7. Tempat penerbitan.
8. halaman
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid ( dan nomor )
6. Halaman.
Rencana Anggaran
Berisi
antara lain
1. Upah dan honorarium untuk semua staff
2. Peralataan, mencakup semua alat yang berguna selama
penelitian dan dijelaskan alat-alat apa yang akan habis pakai serta dijelaskaan
jumlah biaya yang diperlukan
3. Bahan habis pakai, termasuk kerrtas dan alat
perkantoran yang akan habis pakai
4. Perjalan, mencakup biaya transportasi dan biaya hidup
sehari-hari, biaya itu dirinci per hari
5. Biaya sewa (rent), mungkin dipelukan jika proyek
berlangsung lama dan memerlukan sewa gedung dan peralatan yang harganya mahal
6. Pengeluaran tak terduga, yang mencakup biaya yang
tidak termasuk dalam bagian di atas, misalnya biaya telepon, fotokopi, atau
biaya pengeluaran tak terduga karena staff kecelakaan dan lain-lain, biaya ini
biasanya tidak boleh lebih dari 10 % dari jumlah yang di atas
Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Daftar
riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan
penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama lengkap dan derajat akademik
2. Tempat dan tanggal lahir
3. Pangkat dan jabatan
4. Riwayat pendidikan tinggi
5. Karya ilmiah
6. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
7. Penghargaan ilmiah, bila ada.
BAHAN DAN
FORMAT
Bahan
Rancangan usulan
penelitian untuk disertasi
ditulis pada kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan warna hitam.
Tabel dan
gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama.
Penyajian Naskah :
A. Pengetikan
1. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi diketik dengan jarak 1,5 spasi.
2. Huruf yang digunakan huruf Times New Romans ukuran 12
point, 10 ketukan tiap inci.
3. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang
sama.
4. Lambang, huruf atau tanda yang tidak dapat dibuat
dengan mesin tulis ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam. Kata asing
ditulis dengan huruf Italic.
5. Huruf kursif diganti dengan huruf biasa dengan diberi
garis dibawahnya.
6. Alenia baru diberi indensi (masuk) 5 ketukan.
B. Jarak Tepi
Ketikan
terletak :
1. Dari tepi atas : 4 cm
2. Dari tepi bawah : 3 cm
3. Dari tepi kiri : 4 cm
4. Dari tepi kanan : 3 cm
Nomor
Halaman
Halaman
naskah rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan
rujukannya diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua
nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi
atas.
Tabel dan Gambar
1. Tabel dan gambar diberi nomor dengan angka Arab.
Tabel harus
diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama dengan yang digunakan untuk
mengetik keseluruhan naskah. Dalam hal pengetikan dilakukan dengan mesin tulis
IBM atau sejenisnya, harus dipergunakan kepala mesin tulis yang sama. Bila
pengetikan tidak mungkin, seperti misalnya lambang, huruf Yunani, penulisan
hendaklah dilakukan dengan menggunakan tinta hitam.
Berbagai
Tingkatan Judul
Berbagai
tingkatan judul ditulis dengan cara sebagai berikut :
1. Judul diketik dengan huruf kapital semua pada halaman
baru dengan jarak 5 cm dari tepi atas dan dengan jarak yang seimbang dari tepi
kiri dan kanan.
2. Sub judul huruf pertamanya ditulis dengan huruf
kapital, diletakkan seimbang dari tepi kiri dan kanan dan diberi garis bawah.
3. Anak Sub judul ditulis mulai dari tepi sebelah kiri,
huruf pertamanya diketik dengan huruf kapital dan diberi garis bawah.
4. Judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis
seperti pada c, diikuti oleh kalimat berikutnya.
Rujukan dan Kutipan
Semua sumber
pustaka yang dikutip (secara langsung atau tidak) dan dijadikan rujukan harus
disebutkan. Cara menyebutkan sumber itu antara lain dengan menuliskan di dalam
kurung : nama pengarang, tahun publikasi dan (kalau perlu) halaman yang dikutip
atau yang dijadikan rujukan, kecuali kalau ada ketentuan lain menurut kebiasaan
dalam suatu bidang ilmu tertentu. Jumlah halaman rancangan usulan penelitian berkisar antara 15 – 20
halaman.
B. Bentuk dan Isi Penelitian
Isi laporan terdiri atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Bagian Pendahuluan
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
2.
Bagian Isi
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
Berikut ini adalah beberapa langkah
penulisan laporan ilmiah yang patut diperhatikan:
1)
Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan
yang logis, konsisten, dan sistematis.
2)
Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul,
bagian, dan subbagian.
3
Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian,
dan subbagian.
4)
Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa
tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi
argumentasi dalam bahasan.
5)
Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan
tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain.
6)
Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang
digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan
draft pertama dari laporan lengkap.
7)
Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan
lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
- konsistensi dan kesinambungan materi
- menghilangkan pengulangan makna
kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas dan
- memperhatikan cara penulisan rujukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang
harus diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar pustaka.
Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi
dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi
yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah.
Berikut cara penulisan daftar
pustaka.
1) Nama penulis dalam daftar pustaka
dituliskan secara terbalik.
Artinya, nama belakang ditulis di
awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini berlaku secara
internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.
Contoh:
Mochtar Lubis ditulis Lubis,
Mochtar.
Djago Tarigan ditulis Tarigan,
Djago.
2) Jika sumber buku tersebut ditulis oleh
dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya
dibalikkan hanya nama penulis yang pertama.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003.
Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung:
Katarsis.
3) Jika sumber buku tersebut ditulis oleh
lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti
dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).
Contoh:
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002.
Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
4) Penulisan judul buku digarisbawahi atau
dicetak miring.
5) Urutan penulisan daftar pustaka disusun
berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka,
tidak perlu digunakan nomor urut.
6) Baris pertama diketik mulai ketukan
pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan
kelima atau satu tab dalam komputer.
7) Jarak antara baris pertama dengan baris
berikutnya yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber
satu dengan sumber lainnya adalah spasi ganda.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003.
Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung:
Katarsis.
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002.
Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut:
Nama Penulis (dibalik). Tahun
terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Selain memperhatikan bagian-bagiannya,
perhatikan pula penggunaan tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar,
makalah, dan skripsi atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya
tulis.
Sumber
: