Minggu, 05 Juli 2015

Wisata Bersama Lumba - Lumba di Teluk Kiluan

Menyaksikan parade sekelompok lumba-lumba di lautan lepas tentu beda rasa dan sensasinya apabila dibandingkan menyaksikan atraksinya di Gelanggang Samudera Ancol. Apalagi jika jumlah lumba-lumba yang ditemui dapat mencapai ratusan dan dapat disaksikan dari dekat. Rasakan sendiri keseruannya saat menyaksikan mamalia laut cerdas ini melompat-lompat riang di dekat perahu cadik yang Anda tumpangi.

Pulau Kelapa atau dikenal pula sebagai Pulau Kiluan adalah destinasi lain di Teluk Kiluan yang kerap menjadi tujuan utama lainnya saat datang ke teluk tersebut. Di pulau yang  luasnya hanya sekira 6 hektar ini, Anda dapat menikmati keindahan sebuah pulau kecil di tengah teluk.

Perjalanan menuju pulau ini hanya memakan waktu 10-15 menit dengan menumpang jukung dari Desa Kiluan Negeri. Tarif kapal adalah Rp15.000,- per orang. Rasakan sensasi damai, tenang, dan indah melingkupi Anda setibanya di pulau kecil ini. Pantainya berpasir putih bersih, gradasi air laut berwarna biru toska hingga biru gelap saja sudah meneduhkan mata. Belum lagi fakta bahwa pulau ini juga terkenal sejuk oleh kerimbunan pepohonan tropis.

Keindahan atraksi sekelompok lumba-lumba di alam bebas dapat Anda saksikan langsung di sebuah teluk yang mewakili tipikal keindahan teluk tropis Nusantara di Lampung. Tepatnya lokasi tersebut berada di Desa Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Di Teluk Kiluan pemandangan lumba-lumba yang berparade itu dilatari langit biru dan air laut jernih, serta tentunya hamparan pasir putih bersih di bibir pantainya.

Teluk ini merupakan jalur migrasi dua jenis lumba-lumba, yaitu lumba-lumba mulut botol (Tursiops truncatus) dan lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris). Jumlah hewan menakjubkan tersebut yang melintas di teluk ini diperkirakan mencapai ribuan. Konon, jumlah lumba-lumba yang melintasi Teluk Kiluan adalah jumlah terbesar di dunia.

Teluk Kiluan dapat dikatakan sebagai destinasi wisata baru di Lampung bagian selatan. Berjarak sekira 80 km dari Kota Bandar Lampung, teluk yang indah dan tenang tersebut tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga mancanegara. Padahal, sepuluh tahun yang lalu, Teluk Kiluan belum dikenal oleh masyarakat luas. Namanya pun bahkan mungkin asing bagi penduduk Lampung sendiri.


Beberapa wisatawan menyebutkan bahwa atraksi lumba-lumba di Teluk Kiluan lebih eksotis dibandingkan dengan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina, Bali dimana hanya terdapat satu jenis saja lumba-lumba yang melintas di sana. Atraksi lumba-lumba di teluk ini hampir dapat disaksikan setiap hari, tentunya dengan mengingat faktor cuaca. Tak perlu susah mencari lumba-lumba, sebab lumba-lumba ini biasanya akan mendekati perahu seolah ingin unjuk kebolehan dan menyambut kedatangan tamu dengan bersahabat.

Hanya butuh waktu sekira 20 menit dari pesisir pantai untuk berperahu ke Laut Kiluan demi menyaksikan atraksi lumba-lumba. Perahu sewaan yang biasa digunakan adalah jenis perahu ketinting yang biasa disebut jukung oleh masyarakat lokal. Perahu bercadik berukuran kecil ini hanya boleh ditumpangi maksimal 3 orang ditambah 1 orang pemandu yang juga merangkap sebagai tukang perahu.


Transportasi
Transportasi umum dari Jakarta menuju Teluk Kiluan:

1. Kalideres – Pelabuhan Merak (ekonomi) Rp.15.000,-, sekitar 1.5 jam
2. Ferry penyebarangan Merak – Bakahueni (ekonomi) Rp.15.000,- (AC Rp.30.000,-), sekitar 2 jam
3. Bakahueni – Bandar Lampung (ekonomi) Rp.15.000,-, sekitar 2 jam
4. Travel Bandar Lampung (kali balok) – Kiluan (AC) Rp.45.000,-, sekitar 3-4 jam
5. Penyebrangan (kapal jungkung kecil) dari Teluk Kiluan menuju Pulau Kiluan, Rp.15.000,- /org sekitar
   15 menit.  
6. Jungkung untuk ’berburu’ Lumba-lumba : Rp.250.000/kapal, bisa diisi 3 orang, lama seluruh
    perburuan sekitar 2-3 jam.

 

Akomodasi
   Akomodasi penginapan di Teluk Kiluan sangat terbatas. Di Pulau Kiluan hanya terdapat 1 rumah panggung yang digunakan sebagai homestay, yang memiliki 4 kamar yang disewakan. Harga sewa semalam Rp.150.000,- perkamar, yang bisa diisi sampai 5-6 orang. Fasilitas amat sangat minim, listrik yang digunakan adalah generator sederhana yang menerangi sangat terbatas (110V). Alternatif lain adalah menginap di homestay yang berada di Teluk Kiluannya (daratan), dengan kondisi yang mestinya lebih bagus. Saya prefer menginap di Pulau Kiluan dengan pertimbangan supaya pagi buta bisa langsung naik kapal jungkung ’berburu’ lumba-lumba.


Tips  
Waktu terbaik mengunjungi Teluk Kiluan adalah saat musim kemarau, yaitu di kisaran bulan April hingga September. Apabila musim hujan, dikhawatirkan kondisi jalan belum memadai dan akan menghambat perjalanan Anda.
Ada yang beberapa kali mengunjungi Kiluan tidak berhasil menyaksikan lumba-lumba. Oleh karenanya, akan lebih baik apabila Anda menghubungi pengelola homestay di Kiluan untuk bertanya tentang cuaca dan kemungkinan adanya lumba-lumba di sana.
Perjalanan menuju Teluk Kiluan cukup menantang. Bagi Anda yang sering mabuk perjalanan disarankan membawa obat-obatan, terutama obat anti mabuk perjalanan.
Bawalah bekal makan dan minum yang cukup sebab tak banyak warung atau toko yang dapat ditemui di kawasan Teluk Kiluan.
Jangan lupa menggunakan sunblock untuk melindungi kulit Anda dari sengatan Matahari.
Bawalah pakaian ganti saat “menyambangi” lumba-lumba. Bawa pula dry pack untuk melindungi benda-benda berharga Anda, seperti kamera, HP, lensa dan benda lainnya.
Jukung adalah perahu cadik yang sangat kecil dengan lebar hanya sekira 45 cm dan panjang 2.5 m. Bagi Anda yang tidak bisa berenang dan sedikit takut untuk “berburu” lumba-lumba dengan jukung, disarankan membawa live vest jacket sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar