Sabtu, 10 Mei 2014

Tips Mengontrol Emosi Belanja

Cara Mudah Mengendalikan Keinginan Berbelanja


Belanja adalah kebutuhan dasar manusia modern baik pria maupun wanita.
Cara mengendalikan keinginan berbelanja
Kecanduan berbelanja / Ist.
Sayangnya kegiatan ini didasarkan pada pemenuhan keinginan tanpa mempertimbangkan kegunaan dari barang-barang yang dibeli.
Akibatnya, para shopaholic atau penggila belanja sering tidak menyadari bahwa uang mereka habis sia-sia untuk barang-barang yang tidak terlalu berguna.
Lalu bagaimana cara mengontrol keinginan berbelanja yang sudah kelewat batas ini?

1. Telusuri penyebab utama

Ada asap maka ada api. Jika Anda sangat gemar berbelanja, maka penyebab utama yang memicu keinginan Anda tersebut. Umumnya, gila belanja muncul karena emosi dan juga tuntutan mengikuti trend fashion yang sedang naik daun.
Selain itu, kendalikan diri Anda saat melihat iklan produk dengan aneka diskon besar yang sering muncul di mal-mal, stasiun televisi, dan juga internet.

2. Jangan bergantung pada kartu kredit

Jangan terlalu mengandalkan kartu kredit untuk berbelanja. Meski pembelian barang memakai kartu kredit sudah menjadi hal yang lumrah di zaman modern ini, namun dampaknya akan lebih buruk di akhir bulan. Pisahkan kartu kredit untuk keperluan sehari-hari dan untuk biaya tak terduga.

3. Buat daftar belanja

Pikirkan secara baik-baik produk apa saja yang mendesak dan sangat Anda butuhkan. Pastikan bahwa Anda membeli produk tersebut berdasarkan kebutuhan bukan karena keinginan.
Oleh karena itu, Anda wajib membuat daftar belanja untuk menghindari pembelian barang-barang yang tidak perlu.

4. Bersosialisasi dengan teman dan keluarga

Mengapa Anda perlu bersosialisasi? Jika Anda sering bertemu serta menghabiskan waktu dengan teman serta keluarga Anda maka nafsu belanja Anda bisa sedikit dikendalikan.

5. Datangi psikiater

Jika keinginan belanja Anda terasa seperti kebutuhan pokok yang tidak bisa Anda tinggalkan maka tandanya Anda perlu bantuan. Tdak ada salahnya untuk mencoba datang ke psikiater untuk mendapat pengobatan lebih lanjut karena kecanduan shopping atau belanja seperti ini bisa berhubungan dengan penyakit jiwa. (RN)


5 Cara Mengendalikan Belanja Emosional

Gempuran iklan tak henti mendera kehidupan masyarakat perkotaan bahkan hingga ke desa-desa. Iklan bermunculan di media cetak, radio, televisi, media luar ruang, selebaran, internet, hingga ke telepon genggam. Para pengiklan menghabiskan dana hingga miliaran per bulan untuk meyakinkan kita bahwa produk yang mereka hasilkan akan membuat kita merasa sukses, mencegah kita dari kebosanan, menarik lawan jenis, dan berbagai hal lain yang mengusik keinginan kita untuk membeli produk itu, meskipun belum tentu kita butuhkan. Ketika suatu iklan didesain untuk memanipulasi kebiasaan belanja, tak heran banyak orang yang bertindak sebagai pembelanja emosional.

Belanja emosional terjadi ketika kita membeli sesuatu yang tidak diperlukan dan, dalam beberapa kasus, malah benar-benar tidak diinginkan, sebagai akibat perasaan tertekan, bosan, tidak dihargai, tidak kompeten, tidak berbahagia, atau berbagai emosi lainnya.  Namun kenyataannya, kita sering emosi ketika kita merasa senang - apa yang Anda beli saat mendapat kenaikan gaji yang terakhir? Tak ada salahnya membeli sesuatu yang bagus untuk diri sendiri selama Anda mampu dan keuangan Anda mendukung. Tapi tidak bisa dibenarkan jika Anda berbelanja melebihi dari yang Anda perlukan atau sedang harus berusaha membayar tagihan atau utang kartu kredit. Belajar mengenali dan mengendalikan emosi belanja merupakan hal yang penting. Namun sepenuhnya menghindari emosi belanja mungkin bukanlah sesuatu yang realistik bagi kebanyakan orang. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah Anda agar tidak menghancurkan isi dompet.

Menghindari dorongan membeli

Salah satu cara untuk memangkas belaja emosional adalah dengan menghindari dorongan untuk membeli - dan itu tak hanya berarti Anda harus menghindari membeli permen karet di toko swalayan. Kapan pun Anda memasuki suatu toko - secara nyata maupun online - dan Anda menginginkan sesuatu yang tidak Anda butuhkan sebelum datang ke toko itu, jangan membelinya. Tunggulah selama 24 jam, atau lebih lama, sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Jika setelah 24 jam, Anda masih menginginkannya tapi ada suara di kepala Anda yang memberi tahu bahwa Anda tak membutuhkannya atau tidak mampu membelinya, cobalah untuk menunda pembelian selama seminggu atau sebulan sehingga Anda bisa berpikir lebih jernih apakah perlu atau tidak untuk membeli barang tersebut. Jika cara itu bisa membantu, buatlah daftar keinginan yang telah Anda tunda pembeliannya sehingga Anda bisa membelinya pada hari-hari khusus, seperti ulang tahun atau tahun baru, atau belilah ketika Anda yakin mampu membelinya.

Jauhi Iklan

Jauhkan diri Anda dari gempuran paparan iklan. Semakin sedikit Anda mengetahui apa yang bisa Anda beli, semakin kecil kemungkinan Anda mengalami "keinginan" mendadak akan benda tersebut. Hentikan pengiriman katalog produk yang masuk ke kotak surat dan email promosi dari toko favorit Anda. Untuk menghindari iklan intenet, unduhlah program yang dapat mem-blok iklan dan mencegahnya muncul di layar komputer Anda.

Hindari kemungkinan untuk menerima penawaran kredit dan asuransi yang tidak diperlukan dengan tidak memberi nama, nomor telepon, alamat, tanggal lahir, atau nomor tanda penduduk ke sembarang pihak di dunia nyata maupun lewat dunia maya. Untuk menghindari iklan radio atau televisi, hindari mendengarkan radio dan menonton televisi, Anda bisa mendengarkan lagi dan film melalui CD, DVD, MP3, atau internet. Jika masalah emosi belanja Anda cukup parah, pertimbangkan untuk tidak membaca koran atau majalah, karena seringkali banyak iklan yang tercantum di halaman-halamannya.

Membatasi godaan

Langkah selanjutnya adalah membatasi diri Anda dari situasi yang menggoda untuk berbelanja. Jika godaan itu ada di mal, berusahalah untuk hanya beberapa kali dalam setahun berkunjung ke mal, atau hanya berbelanja secara online. Jika masalahnya ada di belanja online, berusahalah untuk hanya membuka situs non-belanja untuk mengisi waktu, atau gunakan waktu berinternet dengan aktivitas lain. Jika Anda selalu berbelanja lebih banyak ketika ada teman atau saudara di dekat Anda, berusahalah untuk tidak menjadwalkan atau melakukan aktivitas yang tidak mahal dengan orang itu, seperti hanya minum kopi, memasak makan malam, atau berjalan-jalan di taman.

Buatlah diri Anda bertanggung jawab

Strategi lain yang membantu adalah menemukan cara untuk membuat diri Anda bertanggung jawab atas belanja yang Anda lakukan. Teman hidup Anda atau orang lain yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan Anda bisa menjadi benteng pertahanan Anda. Katakan pada mereka bahwa Anda sedang berusaha untuk mengurangi belanja, dan Anda ingin agar mereka "menggugat" jika melihat Anda membeli sesuatu yang tidak diperlukan. Buatlah daftar prioritas keuangan dan letakkan di tempat yang sering Anda lihat, dan taruh salinannya di dalam dompet sehingga Anda akan selalu melihatnya setiap kali akan membayar. Anda juga bisa menempelkan catatan kecil di kartu kredit atau kartu debet Anda yang mengingatkan perlunya menabung untuk tujuan tertentu.

Cari aktivitas alternatif

Jika sering menggunakan aktivitas belanja sebagai sarana untuk menghibur diri Anda atau sebagai pengalih dari sesuatu aktivitas, cobalah untuk mengidentifikasi apa yang Anda rasakan ketika ingin membeli sesuatu dan pilihlah perilaku yang lebih konstruktif yang dapat membantu Anda menghadapi emosi tersebut. Misalnya, jika Anda mempunyai hari yang buruk di tempat kerja dan ingin memanjakan diri dengan sesuatu yang menyenangkan, telpon satu atau dua teman. Jika merasa stres, cobalah untuk berolah raga. Jika Anda benar-benar hanya ingin berbelanja, belanjalah sesuatu yang sederhana dan tidak mahal, seperti buku atau CD musik - tapi jangan lekukan itu setiap saat, karena pembelian kecil itu tetap mengeluarkan uang.

Belanja yang sangat berlebihan

Langkah sederhana yang telah kita diskusikan mungkin tidak cukup ampuh untuk mengatasi kasus yang sangat ekstrem dari belanja emosional. Bagi sebagian orang, berbelanja bahkan merupakan suatu bentuk adiksi (ketagihan) yang disebut oniomani. Meskipun tampaknya bukan bentuk adiksi yang berbahaya, banyak karakteristik psikologis dari belanja kompulsif yang identik dengan mereka yang mengalami ketergantungan pada zat kimia.

Pembeli kompulsif cenderung berbelanja melebihi kemampuannya. Mereka mengalami semburan endorfin untuk membeli, tetapi semburan itu seringkali berkaitan dengan perasaan gelisah dan bersalah karena tak mampu untuk mengendalikan dorongan untuk membeli atau tidak mengetahui bagaimana tagihan-tagihan akan dibayar setelah pesta berakhir. Rasa malu setelah berpesta dapat mengakibatkan seseorang menyembunyikan belanjaannya dan menyebabkan ketegangan hubungan ketika orang itu merasa terpaksa berbohong mengenai waktu atau uang yang disalurkan untuk memenuhi ketagihannya.

Orang-orang dengan masalah tersebut mungkin harus mempunyai pekerjaan kedua untuk mengakomodasikan kebiasaan belanjanya yang di luar kendali. Namun, sebelum mampu mengatasi masalah pengendalian diri dan masalah emosinya yang mengakibatkan kesenangan belanja yang merusak, berapapun uang yang ia punya tak akan menghentikan siklus belanjanya. Karena banyaknya belanja yang dilakukan dan rasa malu yang membayangi, banyak pembeli kompulsif yang menyimpan benda-benda yang tak pernah digunakan dan masih mempunyai label harga.

Kesimpulan

Tujuan artikel ini bukanlah untuk menghentikan pembelian yang menyenangkan - jika kita tidak pernah membeli hal-hal yang menyenangkan dengan uang kita, mungkin akan sulit untuk bangun pagi dan pergi bekerja setiap hari. Meskipun demikian, dengan semakin menyadari kebiasaan belanja, kita mengembangkan kendali keuangan yang lebih besar dan kita akan bisa benar-benar menikmati pembelian yang kita lakukan tanpa merasa bersalah karena telah banyak berbelanja.

Jika Anda atau orang lain yang Anda kenal mempunyai masalah ketagihan belanja, sebagaimana halnya masalah ketagihan lainnya, mengidentifikasi masalah merupakan langkah awal untuk mengatasinya. 

Sumber: www.investopedia.com
http://www.tipspengetahuan.com/cara-mengontrol-emosi-belanja-anda-umum-425.html
https://www.ipotnews.com/index.php?jdl=5_Cara_Mengendalikan_Belanja_Emosional&level2=&level3=&level4=&news_id=29025&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=EDUCATIONPFP&popular=&search=y&q=#.U24uyEC1nDc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar